Bread & Roses (2024)
HD | 90 Min. | United States, USA | DocumentaryNonton Film Bread & Roses (2024) Sub Indo | KITA NONTON
Nonton Film Bread & Roses (2024) – Mengkaji bagaimana suatu rezim memperlakukan perempuan sering kali merupakan jalan pintas untuk memahami akar dan prioritas rezim tersebut. Oleh karena itu, bukan suatu kebetulan bahwa perempuan yang vokal sering dipandang sebagai ancaman di pemerintahan konservatif yang ingin membangun dan memajukan tatanan patriarki. Kebenaran ini jarang menjadi fokus yang lebih mendesak daripada film dokumenter “Bread & Roses” karya sutradara Afghanistan Sahra Mani yang diproduksi oleh Jennifer Lawrence, sebuah kisah penting tentang Afghanistan saat ini di bawah kekuasaan Taliban. Atau lebih tepatnya, perempuan Afghanistan kontemporer di bawah pemerintahan Taliban, yang mengambil alih kendali negara itu setelah jatuhnya Kabul setelah pasukan AS dengan kikuk mengosongkan Afghanistan sepenuhnya pada musim panas 2021.
Dampak dari kemunduran ini telah menimbulkan bencana dalam banyak hal, namun seperti yang ditunjukkan dengan berani oleh Mani, 15 juta perempuan yang tertinggal adalah mereka yang paling terkena dampaknya. (Dan yang sama meresahkannya, hal ini juga tidak diperhitungkan dalam pemberitaan global mengenai kejadian tersebut oleh media internasional.) Pada saat itu, sekolah-sekolah ditutup, pembatasan-pembatasan yang tidak terpikirkan mengenai bagaimana seorang perempuan dapat tampil di depan umum diberlakukan (misalnya, tidak tanpa pendampingan laki-laki), dan sistem nasional yang memenjarakan perempuan dan anak perempuan di rumah mereka mulai berlaku. Dikenal sebelumnya karena “A Thousand Girls Like Me” yang menghancurkan—tentang seorang gadis Afghanistan berusia 23 tahun yang dilecehkan secara seksual oleh ayahnya—Mani kali ini mengikuti tiga di antara jutaan wanita, memberikan suara kepada mereka yang diabaikan dan menangkap perjuangan dan penderitaan mereka. melalui sensibilitas Anda-di-sana yang sesungguhnya dalam beberapa hari setelah Taliban kembali berkuasa.
Salah satu dari perempuan tersebut adalah Zahra, seorang dokter gigi ulung dengan praktik sukses yang mata pencaharian dan keberadaannya terancam setelah kembalinya Taliban. Seorang calon pengantin yang penuh harapan bertunangan dengan kekasihnya dan seorang aktivis yang tidak kenal kompromi, Zahra segera memimpin perlawanan bawah tanah, mengorganisir pertemuan serta protes dengan aktivis lainnya. Peserta kedua adalah pegawai pemerintah Sharifa, yang pernah menikmati karier yang nyata dan berkembang, namun kini terjebak dengan claustrophobia dan pembatasan yang menyelimuti kehidupan barunya. Dan perempuan ketiga adalah Taranom, seorang aktivis yang tinggal di pengasingan di Pakistan, yang memberikan salah satu kutipan paling mengesankan dalam film tersebut: “Semoga sejarah mengingat bahwa pada suatu waktu, kekejaman seperti itu diperbolehkan terhadap perempuan Afghanistan.”
Jangan lupa untuk selalu cek Film terbaru kami di KITA NONTON